Pengertian Aritmatika

Aritmatika atau aritmetika (dari kata bahasa Yunani αριθμός = angka) atau dulu disebut Ilmu Hitung merupakan cabang tertua (atau pendahulu) matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan. Oleh orang awam, kata "aritmatika" sering dianggap sebagai sinonim dari Teori Bilangan, tetapi bidang ini adalah bidang Aritmatika tingkat Lanjut yang berbeda dengan Aritmatika Dasar (http//www.sigmetris.com).
Aritmatika adalah ilmu hitung dasar yang merupakan bagian dari matematika. Operasi dasar aritmatika adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, Walaupun operasi-operasi lain yang lebih canggih (seperti persentase, akar kuadrat, pemangkatan, dan logaritma) kadang juga dimasukkan ke dalam kategori ini. Perhitungan dalam aritmatika dilakukan menurut suatu urutan operasi yang menentukan operasi aritmatika yang mana lebih dulu dilakukan.
1.Penjumlahan (+) adalah salah satu operasi aritmatika dasar. Penjumlahan merupakan penambahan dua bilangan menjadi suatu bilangan yang merupakan Jumlah. Penambahan lebih dari dua bilangan dapat dipandang sebagai operasi Penambahan berulang, prosedur ini dikenal sebagai Penjumlahan Total (summation), yang mencakup juga penambahan dari barisan bilangan tak hingga banyaknya (infinite).
2.Pengurangan (-) adalah lawan dari operasi penjumlahan. Pengurangan mencari ‘perbedaan’ antara dua bilangan A dan B (A-B), hasilnya adalah Selisih dari dua bilangan A dan B tersebut. Bila Selisih bernilai positif maka nilai A lebih besar daripada B, bila Selisih sama dengan nol maka nilai A sama dengan nilai B dan terakhir bila Selisih bernilai negatif maka nilai A lebih kecil daripada nilai B.
3.Perkalian (*) pada intinya adalah penjumlahan yang berulang-ulang. Perkalian dua bilangan menghasilkan Hasil Kali (product), sebagai contoh 4*3 =  4+4+4 = 12.
4.Pembagian (/) adalah lawan dari perkalian. Pembagian dua bilangan A dan B (A/B) akan menghasilkan Hasil Bagi (quotient). Sembarang pembagian dengan bilangan nol (0) tidak didefinisikan. Selanjutnya bila nilai Hasil Bagi lebih dari satu, berarti nilai A lebih besar daripada nilai B, bilai Hasil Bagi sama dengan satu, maka berarti nilai A sama dengan nilai B, dan terakhir bila Hasil Baginya kurang dari satu maka nilai A kurang dari nilai B.
Aritmatika yang dipelajari untuk anak Sekolah Dasar berupa bilangan yang berkisar antara bilangan puluhan, ratusan, dan ribuan. Anak Sekolah Dasar dalam mempelajarinya berdasarkan tingkatan kelas yang ditempuh, untuk kelas 1 Sekolah Dasar hanya berkisar bilangan puluhan, untuk anak kelas 2 sampai bilangan ratusan, dan untuk anak kelas 3 sampai bilangan ribuan.
Melalui belajar mental aritmatika seorang anak akan memperoleh banyak manfaat diantaranya :
1)Meningkatkan kemampuan berhitung lebih cepat diatas rata-rata anak.
2)Kemampuan mencongak lebih cepat dan tepat.
3)Menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan kanan serta mengoptimalkannya untuk mencapai tingkat berfikir yang analisis dan logika berfikir yang benar.
4)Terlatihnya daya fikir dan konsentrasi, membantu anak untuk menguasi mata pelajaran yang lainnya. 
5)Menumbuhkembangkan imajinasi sehingga kreatifitas anak berkembang.
6)Membiasakan diri dengan angka-angka, membuat anak tidak lagi alergi pada pelajaran eksakta.

arti pendidikan

Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap individu akan tetapi berapa banyak orang yang sadar akan pentingnya sebuah pendidikan ?
Menurut poerbakawatja dan Harahap (1981) pendidikan adalah ” ... usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan sianak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggungjawab moril dari segala perbuatan ... orang dewasa itu adalah orang tua sianak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik, misal guru, pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala asrama dansebagainya. Sedangkan menurut Muhibbin (2008) menyatakan pendidikan ”... adalah tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Berdasarkan pengertian pendidikan diatas, peran dari seorang pengajar akan sangat penting dalam pendidikan. Sehingga untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka dibutuhkan seorang pengajar yang mempunyai kompetensi dalam bidang pendidikan.
Proses pendidikan memerlukan keterkaitan antara pendidik dan siswa yang dididik. Siswa sebagai subyek dalam pendidikan mempunyai tugas untuk belajar. Belajar adalah proses pengubahan individu (secara kognitif, afektif dan psikomotorik) yang relatif permanen akibat adanya latihan, pembelajaran atau pengetahuan konkret sebagai produk adanya interaksi dengan lingkungan luar (Masykur dan Fathani , 2008 :32). Belajar tidak lain bisa didapatkan dari pengalaman konkrit yang ada dalam lingkungan sekitar sehingga siswa dapat secara langsung mempraktekkan hal tersebut sebagai sebuah pengetahuan.
Perkembangan pendidikan terjadi disemua negara seperti halnya di Indonesia. Berkembangnya pendidikan di Indonesia ditandai dengan berkembangnya kurikulum pendidikan, mulai dari kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada tahun ajaran 2007-2008 ini Indonesia menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dimana lebih mengarah pada kemandirian setiap satuan pendidikan atau sekolah dalam mengelola pembelajaran didalam kelas. KTSP diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Republik, Indonesia Nomor 19 Tahun 2005. Hal ini menuntut seorang guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran baik yang menyangkut kecerdasan emosional, linguistik maupun logika seperti matematika
Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi suatu negara hal ini didukung oleh Mornis Kline (1961) bahwa jatuh bangunnya suatu negara dewasa ini tergantung dari kemajuan di bidang matematika. Slamet juga mengemukakan bahwa fungsi matematika dapat merupakan ketahanan Indonesia dalam abad 20 dijalan raya bangsa-bangsa dikutip oleh Lisnawati dalam metode mengajar matematika (1993:25). Pentingnya matematika terhadap kemajuan bangsa menuntut siswa maupun pelajar dapat memperdalam pengetahuan matematika dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika oleh sebagian besar siswa masih dianggap sebagai momok, ilmu yang kering, penuh dengan lamban-lambang, rumus-rumus yang sulit dan sangat membingungkan ( Masykur dan Fathani, 2008). Pranoto salah satu pemerhati pendidikan matematika dan dosen matematika ITB, menyebutkan, ” selain kurang bervariasinya pola pengajaran yang ada, ketakutan anak didik pada matematika juga disebabkan oleh pola pengajaran guru, yang mengangggap siswa yang banyak bertannya sebagai hal yang kurang ajar dan tidak patuh pada pola pengajaran guru ” (Wirasto, 1987)
Berdasarkan hal diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran dari seorang pengajar atau guru sangat strategis dalam pengajaran matematika sehingga menimbulkan minat siswa dalam belajar matematika selain itu guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan mata pelajaran matematika dan mengurangi anggapan siswa tentang sifat matematika sebagai obyek yang abstrak. Hal ini juga akan mendukung program KTSP dimana tanggungjawab pembelajaran diserahkan kepada setiap satuan pendidikan.
Matematika ditempuh oleh siswa sejak sekolah dasar bahkan sebelum masuk sekolah yaitu secara tidak formal. Pada jenjang Sekolah Dasar merupakan posisi yang strategis dalam menanamkan konsep matematika dikarenakan jika seorang siswa sudah menyukai matematika sejak sekolah dasar maka untuk selanjutnya mereka akan tetap senang terhadap matematika dalam jenjang diatasnya.
Anak SD akan lebih mudah mengingat dan memahami dalam belajar matematika jika dia senang melakukan hal tersebut dan disertai dengan pengalaman konkrit yang ada di kehidupan sehari- hari. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Zoltan P. Dienes yang dikutip oleh E.T.Ruseffendi (1980:135) mengatakan semua abstraksi yang berdasarkan kepada situasi dan pengalaman konkrit, prinsip penjelmaan banyak (Multiple embodiment Principal) adalah suatu prinsip yang bila diterapkan oleh guru untuk setiap konsep yang diajarkan akan menyempurnakan penghayatan siswa terhadap konsep itu. Jika seorang siswa SD ikut dalam pembelajaran tersebut maka siswa akan merasa senang, tidak bosan dan semangat belajar siswa akan bertambah. Melalui media pembelajaran berbentuk permainan ini siswa diajak untuk terjun langsung dalam pembelajaran sehingga tanpa disadari anak telah bisa menerapkan konsep dalam pembelajaran matematika.
Disekitar kita banyak terdapat barang-barang yang tidak bermanfaat seperti barang bekas kaleng susu, botol, kertas dan lain-lain. Keberadaan barang-barang bekas seperti, majalah lama, koran bekas, pakaian, kardus, kaleng, plastik kemasan, dan daun-daun kering di sekitar rumah kita acapkali dirasakan mengganggu kebersihan dan kenyamanan hidup. Barang-barang tersebut akan bermanfaat jika kita bisa menggunakannya dalam hal-hal tertentu. Barang-barang tersebut bisa dibuat sebuah media pembelajaran berbentuk permainan aritmatika.
Berdasarkan hal yang telah dijelaskan diatas maka dibutuhkan sebuah inovasi yang bisa meningkatkan minat dan prestasi siswa SD dalam pembelajaran matematika. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui media pembelajaran berbentuk permainan aritmatika dengan memanfaatkan barang bekas sehingga anak akan lebih mengerti tentang materi aritmatika. Dengan melalui permainan, anak akan mudah mengingat dan memahami apa yang telah mereka lakukan. Permainan juga akan mendidik anak untuk aktif dalam pembelajaran. Media pembelajaran ini juga bisa mendukung program KTSP dalam mencapai tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.